Masih ingatkah kamu dengan kejadian pelecehan yang
menimpa seorang mahasiswi di kendaraan umum yang belum lama ini hangat
dibicarakan? Apakah kamu tahu bahwa kejadian pelecehan seperti itu juga
banyak terjadi di sekitar kita? Lalu, upaya seperti apa yang bisa
dilakukan agar kasus seperti itu tidak menimpa orang lain atau pun diri
kita sendiri?
Berkaitan dengan
hal-hal di atas, maka digelarlah presentasi bertajuk Hollaback, Jakarta!
yang digawangi oleh Hollaback!, cewekbanget.id, dan Indonesia Feminis.
Tujuannya adalah untuk mengedukasi masyarakat mengenai apa itu Street Harrasment
(Pelecehan di Jalanan), jumlah kasus pelecehan yang terjadi di sekitar
kita hingga bagaimana cara menghadapi hal tersebut dalam keseharian
kita.
Acara ini
dibuka oleh seorang moderator yang berasal dari gerakan Women's March
yang kemarin baru saja dilaksanakan pada bulan Maret yaitu Anindya
Restuviani atau yang akrab disapa Vivi. Kepada peserta yang hadir malam
itu, ia menjelaskan kenapa acara ini dibuat.
"Presentasi malam ini dibuat dalam rangka menyambut Anti-Street Harrasment Week
yang jatuh bertepatan pada tanggal 2-8 April ini. Nanti akan ada sesi
presentasi dari Hollaback! Jakarta dan Indonesia Feminis dan kita akan
menonton sebuah tayangan video eksperimen mengenai street harrasment yang terjadi di sekitar kita", katanya sembari memulai acara ini.
Giliran
yang pertama maju adalah Angie, penggagas Hollaback! Jakarta. Wanita
berambut pendek ini menjelaskan dengan gamblang tentang street harrasment dan apa Hollaback! itu sendiri. Street harassment
adalah sebuah bentuk pelecehan yang berbasis gender, seksis, rasis,
orang dengan disabilitas, fobia pada agama atau kelompok marjinal
tertentu dan lainnya yang terjadi di ruang publik. Bentuk pelecehan yang
sering terjadi diantaranya siulan, catcalling (panggilan yang
tidak diinginkan), menatap dengan tujuan seksual, menyentuh bagian
tubuh, dan banyak lagi. Sedangkan Hollaback! merupakan suatu gerakan
untuk menghentikan pelecehan yang digerakkan oleh berbagai macam
jaringan aktivis yang tersebar di banyak negara.
"Saya
pernah mengalami sendiri pelecehan di jalan sewaktu hendak berangkat
kerja naik sepeda. Atas dasar itulah saya kemudian mencoba mencari cara
untuk mengakhiri ini semua. Kira-kira dua tahun yang lalu saya menemukan
gerakan Hollaback! di Amerika. Kemudian saya berinisiatif untuk memulai
gerakan itu di sini dan terciptalah Hollaback! Jakarta".
Angie
pun menceritakan bagaimana pelecehan itu terjadi padanya waktu itu di
situs Hollaback! Jakarta dan terkejut karena mendapatkan banyak respon
berupa pengalaman-pengalaman pelecehan yang kurang lebih sama juga
banyak dialami oleh orang lain. Saking banyaknya cerita yang masuk
secara anonim ke situs Hollaback!, maka dibuatlah sistem pemetaan kasus
pelecehan pada situs tersebut. Ia menjelaskan salah satu misi gerakan
tersebut adalah untuk menciptakan ruang publik yang aman dan inklusif
dengan cara mengubah budaya yang melanggengkan suatu pelecehan dan
diskriminasi.
Pemaparan sesi berikutnya dilanjutkan oleh Dea Safira Basori, inisiator dari gerakan dan fanpage Indonesia Feminis. Di awal presentasinya, wanita yang akrab dengan panggilan Mbak
Dea ini, menuturkan bagaimana ia memulai kisah gerakan ini.
"Berawal dari perbincangan di Jakarta Feminist Discussion Group
yang sering membahas tentang feminisme di kehidupan sehari-hari.
Akhirnya, kami sepakat untuk membuat halaman tersebut. Pernah suatu
ketika ada kasus pemerkosaan yang terjadi pada saudari kita, YY, kami share berita tentang itu lalu malah jadi ikutan trending.", ungkapnya di atas stage At America malam itu.
Melalui fanpage tersebut, banyak artikel tentang isu feminisme yang dibagikan dan kemudian menjadi sebuah diskusi terbuka bagi para anggotanya. Tak jarang pula, ada juga yang curhat melalui pesan pribadi mengenai pelecehan yang dialami seseorang atau orang lain di sekitarnya. Anggota fanpage tersebut kini sudah mencapai lebih dari 15.000 orang.
Melalui fanpage tersebut, banyak artikel tentang isu feminisme yang dibagikan dan kemudian menjadi sebuah diskusi terbuka bagi para anggotanya. Tak jarang pula, ada juga yang curhat melalui pesan pribadi mengenai pelecehan yang dialami seseorang atau orang lain di sekitarnya. Anggota fanpage tersebut kini sudah mencapai lebih dari 15.000 orang.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemutaran video eksperimen sosial tentang banyaknya street harassment yang terjadi di ruang publik. Sang director,
Aisha Ginanti menjelaskan betapa pentingnya fakta yang ada dalam video
ini terhadap isu pelecehan yang sedang diangkat karena bisa menjadi
bukti bahwa kasus seperti itu memang ada dan nyata terjadi dalam
kehidupan sehari-hari.
Di tengah-tengah hadirin ia berkata, "Kebetulan di kantor cewekbanget.id mayoritas adalah perempuan dan kami pernah mengalami pelecehan dari catcalling hingga groping. Melalui video ini, kami ingin menunjukkan bahwa street harassment itu memang sering terjadi di kehidupan sehari-hari kita. Kami juga ingin encourage para perempuan bahwa kita bukanlah objek namun subjek yang punya kuasa atas tubuh kita sendiri".
Dokumentasi video itu diambil sendiri oleh Aisha melalui kamera tersembunyi yang dibantu oleh dua orang talent
yaitu Jovi Adhiguna dan Angel Maria. Proses pengambilan gambarnya
sendiri membutuhkan waktu selama 3 hari dengan total perjalanan lebih
dari 30.000 langkah kaki. Kunjungi kanal youtube cewekbanget.id untuk melihat video tersebut.
Sebagai
penutup acara malam itu, Maura dari Hollaback! Jakarta memberikan
beberapa tips yang bisa dilakukan ketika berhadapan dengan pelaku
pelecehan. Dua tips diantaranya adalah bicara secara tegas bahwa kita
tidak suka dilecehkan (Direct) dan meminta bantuan orang lain yang ada di sekitar kita ketika kasus pelecehan terjadi (Delegate). (Addie)
0 comments