Perjalanan berikutnya adalah
mengunjungi kawasan belanja yang terkenal itu, Harajuku dan Shibuya. Sedari
awal perjalanan ini dimulai, saya sudah kasih ultimatum ke teman-teman untuk
tidak minta oleh-oleh karena persediaan uang yang terbatas dan stritcly no to jastip alias jasa titip
barang. Bukan maksud hati mau pelit sih, tapi bulan depan kan mau pergi lagi ke
tempat lain ceritanya.
Lokasi kawasan ini tidak begitu jauh
dari Meiji Jingu yang sudah saya sambangi. Untuk mencapainya, bisa turun di
stasiun Harajuku yang terletak di antara jalan Shinjuku dan Shibuya. Harajuku
sendiri mengacu pada kawasan yang ada di sekitar area stasiun Harajuku
tersebut. Jalanan yang paling terkenal di sini adalah Takeshita Dori dan
Omotesando.
Takeshita
Dori
Kalau kamu mampir ke Takeshita Dori
maka yang akan kamu lihat sepanjang jalan dari ujung ke ujung, tidak lain
adalah pakaian. Dari mulai pakaian yang biasa saja, super cute sampai gothic
ada di sana. Selain pakaian, juga banyak yang menjual cinderamata tapi sayang
harganya tidak terlalu terjangkau dibandingkan belanja di Asakusa. Tenang, masih bisa ditawar kok dengan harga yang lebih affordable.
Eits.. Walaupun begitu, bukan berarti
semuanya tidak terjangkau lho. Di sini ada toserba yang murah meriah namanya Hyaku-en Shops alias serba 100 yaitu Daiso.
Rata-rata barang yang dijual di sini harganya cuma ¥100 dari mulai cutlery, kitchenware, alat mandi, alat berkebun sampai cinderamata. Tak
ketinggalan pula camilan seperti permen, keripik, coklat dan beragam jenis
panganan kecil lainnya dijual di sini.
Waktu lihat-lihat toko di jalanan ini,
saya iseng nanyain berapa harga baju ultra-kawai
yang dipajang di depan sebuah toko. Dan cukup terkesima juga karena harganya
yang murah sekitar ¥7000 saja. Tapi namanya juga cuma nanya, jadi gak ada
niatan buat beli. Lagipula siapa yang mau pake kan! Oh ya, tidak semua
barang-barang yang dijual di sini buatan Jepang. Justru yang paling banyak
malah barang-barang made in China,
makanya harganya bisa lumayan miring ketimbang di mall besar. Satu lagi,
jalanan di sini penuh sesak sama pengunjung lokal maupun mancanegara. Jadi,
jangan kaget kalau kamu agak susah jalan ke sana-sini.
Omotesando
Bergerak sedikit ke arah Omotesando,
saya menemukan kawasan belanja yang lebih elit ketimbang toko-toko di Takeshita
Dori. Ada beberapa mall besar di tempat ini seperti Omotesando Hills, Tokyu
Plaza dan lainnya. Di sini juga lebih banyak didominasi oleh boutique café atau fancy restaurant. Kalau kamu punya budget lebih, tidak ada salahnya mencoba salah satunya. Berhubung
saya cuma makan saja di kawasan ini. Jadi tidak bisa cerita banyak soal yang
lain-lain. Huhuhu..
Bicara soal budget makan di area Omotesando Hills bisa dibilang agak sedikit
merogoh kocek yang lumayan. Jangkauan harga sekali makan di tempat ini sekitar
¥1000 sampai ¥3000, tapi memang dari segi kualitas hidangan, kenyamanan, dan
pelayanan benar-benar bisa diandalkan. Kalau di Jakarta, anggap saja lagi makan
di Pacific Place atau Grand Indonesia lah.
Selama di sini, saya mencoba banyak makanan khas Jepang dari Sashimi, Gyoza, Ramen, Soba, Tempura, Monjayaki, Takoyaki dan masih banyak lagi. Rasanya memang jauh lebih enak dan dalam porsi besar pula. Pokoknya banyak sampai lupa nama tempatnya. Tapi yang jelas, ada perbedaan mencolok ketika saya beli makanan di kombini dan restoran. Kalau kamu benar-benar mau berhemat, maka pergilah ke kombini seperti Seven Eleven, Lawson, dan community store lainnya. Sepengalaman saya, membeli paket makan di tempat penginapan juga jauh lebih murah ketimbang restoran. Sebagai perbandingan, saya membeli paket bento sebagai menu makan siang di restoran seharga ¥1650, sedangkan jika membeli makanan di kombini bisa dipakai untuk tiga kali makan. Paket bento yang dibeli di kombini juga rasanya enak dan banyak, seenak makanan yang dijual di Papaya Supermarket di Jakarta. Bahkan kalau kamu mau lebih hemat lagi bisa beli all variant Onigiri seharga ¥150 dan sebotol Ocha dingin seharga ¥120 saja.
Shibuya
Rasanya kurang lengkap kalau kamu pergi ke Tokyo
tanpa mengunjungi patung Hachiko yang ada di jalan Shibuya, salah satu jalanan
paling sibuk di kota itu. Anjing yang terkenal dengan kesetiaannya terhadap
majikannya tersebut ternyata telah meninggalkan kesan yang sangat dalam pada
diri orang Jepang. Maka dari itu dibangunlah patung Hachiko yang sampai sekarang
jadi incaran warga lokal dan asing sebagai salah satu things to do mereka. Kalau berkunjung pada akhir pekan, biasanya
kawasan ini akan ramai pengunjung dan bahkan harus antre panjang hanya untuk
berfoto bersama patung anjing perunggu itu.
Setelah lelah mengantre hanya untuk mendapatkan
foto Hachiko, kamu bisa pergi mencari beberapa cinderamata di toko yang ada di
kawasan ini. Ada beberapa toserba yang menjajakan barang-barang murah meriah di
sana, tapi sekali lagi jangan terlalu banyak ekspektasi akan konsep made in Japan ya. Harga barang di tempat
ini kurang lebih sama dengan yang dijual di Takeshita Dori.
0 comments